Menu Content/Inhalt
Home arrow Articles arrow ILMU HITUNG BARU: PENYEMPURNAAN CARA TRADISIONAL & DUNIA
ILMU HITUNG BARU: PENYEMPURNAAN CARA TRADISIONAL & DUNIA Print E-mail
Written by SIG   
Wednesday, 08 April 2009

Metode berhitung secara terstruktur yang telah lama kita kenal adalah metode hitung secara vertikal. Sesuai dengan namanya proses hitungnya dimulai dari atas menuju ke bawah.  Karena metode hitung ini telah digunakan dalam dunia pendidikan selama berabad-abad maka dapat disebut juga sebagai metode hitung tradisional.   

Pengajaran berhitung dasar yang diajarkan di sekolah meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dilihat dari proses hitung semuanya dilakukan secara vertikal dari atas ke bawah.  Sesuai dengan fakta bahwa cara berhitung tradisional ini telah sangat berjasa dalam memberikan kontribusi pengetahuan kepada para siswa guna memahami perhitungan dasar serta sebagai pintu gerbang dalam memahami ilmu aljabar dan matematika tingkat lanjut

Pengajaran berhitung terstruktur secara horisontal merupakan cara berhitung baru serta merupakan penyempurnaan dari cara hitung vertikal atau tradisional.  Mengapa cara berhitung horisontal merupakan penyempurnaan dari proses hitung secara vertikal?  Di bawah ini akan dijelaskan tiga alasan yang mendasari argumentasi tersebut berdasarkan proses hitung penjumlahan/ pengurangan, perkalian dan pembagian.

Pertama, konsep asosiasi tempat satuan, ratusan, ribuan dan seterusnya dalam metode tradisional untuk menyelesaikan proses hitung penjumlahan atau pengurangan  tentu saja sudah ada, namun penekanannya kurang karena pemisahan nilai antara satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya tidak ditandai secara tegas menggunakan suatu notasi pemisah.  Sedangkan pada metode horisontal konsep asosiasi nilai secara tegas dilakukan pemisahan melalui notasi pagar.  Dengan adanya notasi pagar maka nilai tempat sebagai satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya menjadi lebih mudah dipahami dan dibayangkan oleh siswa.

Kedua,  proses hitung perkalian melalui cara horisontal ternyata dapat menciptakan pola-pola khusus yang disebut sebagai portal atau pola horisontal.  Melalui portal tersebut maka proses perkalian dapat lebih dipersingkat dibandingkan dengan cara tradisional, sehingga menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal perkalian menjadi lebih cepat. 

Selain alasan itu, ternyata perhitungan dengan cara horisontal merupakan pengajaran perantara yang baik bagi siswa dari belajar berhitung dasar secara tradisional masuk ke bidang aljabar.  Hal ini bisa terjadi karena dengan cara horisontal khususnya penyelesaian perkalian menggunakan portal, siswa akan dituntun untuk mengetahui arti dari nilai variabel, dimana pengetahuan ini merupakan fondasi dasar guna memahami sebuah persamaan atau fungsi dalam ilmu aljabar.

   Kemampuan siswa dalam pengenalan keteraturan pola angka juga dapat dikembangkan melalui portal-portal yang proses eksekusinya dilakukan secara horisontal.  Melalui kemampuan inilah metris atau metode horisontal mampu menciptakan creative human calculator, dimana siswa mampu melakukan perhitungan perkalian hingga melebihi kemampuan kalkulator 12 digit.  Kemampuan ini akhirnya bukan lagi merupakan gifted (bakat sejak lahir) namun dapat dipelajari melalui metris, sehingga potensi kreativitas siswa dalam berhitung dapat semakin terasah.    Nah, sebagai orang tua atau guru kita dapat melihat kemampuan mereka dalam Olimpiade Kreativitas Angka (OKA II) yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 November 2009 di Universitas Atmajaya Jakarta. 

Dalam proses perhitungan pembagian menggunakan cara tradisioanal, untuk mencari hasil akhir dilakukan dengan serial melalui pencarian hasil sementara secara bertahap.  Hasil sementara tersebut bila dikalikan dengan bilangan pembagi harus lebih kecil atau sama dengan pembilangnya.  Nah, apabila perhitungan pembagian menggunakan cara horisontal maka aturannya lebih diperumum sehingga menjadi lebih fleksibel dan cepat dalam mendapatkan hasil akhir. 

Ketiga, alasan ini yang menyebabkan bahwa pembagian cara horisontal merupakan penyempurnaan dari cara tradisional. Hasil sementara dalam proses pembagian menggunakan metris ternyata bila dikalikan dengan bilangan pembagi boleh lebih kecil, lebih besar atau sama dengan pembilangnya.  Karena yang mendasari dalam pemilihan hasil sementara adalah selisih yang terkecil antara pembilang dikurangi dengan perkalian antara hasil sementara dengan bilangan pembaginya.  Dan tentu saja hasil selisih tersebut dapat bernilai positip atau negatip.  Karena konsepnya menggunakan selisih terkecil maka cara horisontal tentu saja bila dibandingkan dengan cara tradisional dalam memperoleh hasil akhir akan lebih cepat konvergen (Metris: pembagian ajaib, Grassindo).

Sebelum diakhiri tulisan ini kita semua sepakat bahwa berhitung merupakan ilmu dasar dan pintu gerbang dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang lain.  Oleh karena itu, agar pendidikan di Indonesia dapat mengejar ketertinggalan bahkan menjadi lebih unggul daripada bangsa lain maka bangsa indonesia mesti mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif secara mandiri.

 

Penulis : Stephanus Ivan Goenawan

Creator of  Metris

Last Updated ( Tuesday, 09 October 2012 )
 
< Prev   Next >